Follow Me Here

Cerpen : Hijab dan Surat Cinta Zulfa

Sabtu, 11 Februari 2012

Ku masih disini untuk menunggu
Saat-saat indah itu hadir
Saat hati dipenuhi dengan sejuta rasa
Sejuta rindu untuknya
Akan kusemai dengan butiran-butiran cinta hanya untuknya


♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*♥♥

“Hmm… puisi cinta lagi ya Ra?” tanyaku pada Naura saat menemukan sebuah kertas dimeja belajarnya.

Naura yang sedang merapikan pakaian dilemarinya segera merebut kertas itu dari tanganku.

“Jangan diba
ca kak Cut, itu punya Zulfa tahu” keluhnya - rona wajahnya mulai memerah karena malu -

Aku tersenyum, melihatnya ”Sekolah dulu yang benar baru bicara cinta” ucapku sambil berlalu keluar dari kamarnya, sekilas kulihat wajahnya cemberut menatapku.

¤¤¤

Oya perkenalkan aku Cut Syahidah dan saat ini aku kuliah pada tingkat enam fakultas kedokteran, Zulfa adikku satu-satunya saat ini ia masih duduk dibangku SMA tepatnya kelas I. Dia menjadi adik kesayanganku karena ia sangat penurut. Apalagi semenjak ia memutuskan berhijab sosoknya yang dulu ku kenal tomboy mulai berubah menjadi sosok muslimah yang anggun dan cantik dengan jilbabnya.

Jika menoleh lagi kebelakang bagaimana usaha yang kulakukan dulu untuk membuat ia menjadi seperti saat ini bukanlah perkara mudah. Dimulai dari usahaku mengenalkannya pada lingkungan Remaja Mesjid didesa kami hingga memberikannya jilbab untuk pertama kali. Aku masih ingat komentarnya dulu saat kuhadiahkan sebuah jilbab pada ulang tahunnya yang ke 15.

“Kak Cut nggak salah kasih hadiah kan?”

“Nggak, jilbab ini khusus kakak belikan buat Zulfa” jawabku.

“Tapi Fa kan minta celana jeans yang model terbaru itu, bukannya jilbab, Kak Cut kan tahu jilbab itu bukan gaya pakaianan Fa”

“Memakai jilbab bagi wanita yang sudah akhir baliq adalah sebuah kewajiban bukan gaya pakaian ataupun sekedar ikutan mode. Bukankan Fa sudah pernah mendegarnya dipengajian rutin remaja mesjid”

“Iya Fa tahu, tapi...”

“Sudah, jangan pake tapi-tapi lagi, sekarang coba dipakai ya adikku sayang”

Zulfa dengan wajah cemberut mulai memakai jilbab itu, aku bantu merekatkan peniti pada kain jilbab bawah dagunya.

“Subhanallah coba lihat dik, kamu kelihatan lebih cantik kalau pakai jilbab”

Sejak saat itu ia mulai memakai jilbab, tapi masih mengenakan celana jeansnya. Pelan-pelan ku beri ia pengarahan lagi. Setiap ada pengajian dimesjid aku selalu mengajaknya. Walaupun ku tahu ia sering ketiduran disudut masjid saat ustadzah sedang menyampaikan tausyiahnya. Saat dirumah ku tanyakan apa yang disampaikan ustadzah dia hanya tersenyum.

Tapi Zulfa masih tetap membuat ayah kesal, suatu hari kami dikejutkan dengan kedatangan seorang guru dari sekolahnya yang memberitahukan kalau Zulfa telah menampar seorang temannya di sekolah. Hingga mendapatkan teguran keras dari gurunya. Bisa dibayangkan betapa malunya ayah saat itu. Zulfa dimarahi ayah semalaman. Tapi dia menyangkalnya dengan dalih ingin melindungi teman perempuannya yang hendak dilecehkan.

“Bagaimana kamu bisa melindungi orang lain, sementara dirimu sendiri tidak terurus dengan baik. Wanita tapi kelakuannya seperti lelaki tak bisakah kau contoh kakakmu itu” ungkap Ayah kesal.

Sementara Ibu memeluk lenganya dan berkata “Zulfa sudah besar nak, bersikaplah sebagaimana seorang muslimah. Ibu tahu niat baik Fa. Tapi Zulfa juga harus ingat posisi Zulfa yang dirugikan sekarang justru Zulfa sendiri kan?”

Zulfa diam saja. Saat hendak tidur aku menghampirinya.

“Zulfa, tahu dik kenapa ayah dan ibu marah tadi?”

“Tahu, karena ayah dan ibu tidak menyukai Fa kan”

“Bukan adikku, tapi karena mereka sangat mencintaimu melebihi cintanya pada dirinya. Ayah dan ibu ingin yang terbaik untuk Fa, jadi coba direnungkan nasehat mereka tadi ya dik . Dan sebaik-baiknya pelindung bagi wanita adalah hijab sehingga dia dapat terhindar dari niat-niat buruk pihak yang tak bertanggung jawab”

¤¤¤

Dan disuatu hari yang cerah Zulfa berdiri dihadapan kami, Aku, Ayah, dan Ibu dengan mengenakan gamis dan jilbab lebarnya.

“Subhanallah... Zulfa kamu cantik sekali nak” komentar Ibu.

“Ini Zulfa anak Ayah kah?” Tanya Ayah tak percaya rona kebahagiaan terpancar jelas diwajahnya.

Aku mendekati dan memeluknya.

“Zulfa nanti jangan jadi muslimah musiman ya, pake jilbab hanya karena mau memasuki bulan Ramadhan saja” ucapku setengah berbisik.

“Ih... kak cut, komentarnya yang baik dikit napa, kayak Ayah dan Ibu misalnya bukannya malah buat Fa kesal”

“Hehee siapa tahu ada udang dibalik bakwan, ada maksud tersembunyi gitu. Seperti fenomena jilbaber remaja saat ini”

“Nggak ada kak Cut...!! Fa berjilbab ihklas karena ALLAH dan Fa ingin menjaga izzah”

“Alhamdulillah... Mulai pinter adik kakak”

“Udah dari dulu tahu” celetuknya.

“Sudah-sudah kenapa jadi ribut gini. Cut berhentilah menggoda adikmu” kata Ayah.

Kami tertawa

Terima kasih Ya ALLAH untuk hidayah yang Engkau berikan pada adikku.

¤¤¤

Sejak saat itu Zulfa adikku benar-benar menjelma menjadi sosok muslim yang seutuhnya. Ia tidak pernah lagi ketiduran di masjid saat ada pengajian bahkan saat sesi tanya-jawab Naura yang paling sering bertanya. Saat dirumah dia lebih sering mengaji ataupun belajar dari buku-buku Islam. Dulu Naura paling gemar mendengarkan lagu-lagu pop dan rock tapi sekarang setiap pagi yang terdengar dari kamarnya adalah lantunan shalawat ataupun nasyid yang ia putar dari tapenya.

Setiap ada waktu senggang dirumah, ia lebih sering mengajakku diskusi tentang agama. Kami sering membahas masalah remaja muslim. Oya Zulfa mulai aktif diorganisasi Islam di sekolahnya atau yang lebih dikenal dengan istilah ROHIS. Bahkan teman-teman ROHISnya sering berkunjung ke rumah.

¤¤¤

Sore itu aku mengendarai motor bebek tuaku menuju rumah, setelah seharian berkutat dengan aktifitas kampus. Sesampai dirumah aku menuju ke kamar Zulfa hendak menyerahkan buku yang ingin ia baca yang ku pinjam di perpustakaan.

“ Fa, ini buku pesanan kamu tapi senin depan harus di kembalikan ya” ucapku sembari membuka pintu kamarnya.

“Zulfa sedang Ibu suruh ke warung Bu Ina. Cut” jawab Ibu dari dapur.

Sebaiknya kuletaknya di meja belajarnya saja. Dan saat meletakkan buku tersebut di atas meja aku melihat tumpukan kertas di meja belajarnya. Kukira itu pasti puisi-puisi yang ditulisannya. Tapi ada sebuah benda yang menarik perhatianku saat itu. Sebuah amplop bewarna merah jambu yang berbuka.

Hatiku bertanya-tanya surat apakah itu karena biasanya aku tidak menemukannya disini. Ah, kenapa aku jadi mencurigai adikku sendiri, itukan privasinya tapi sebagai seorang kakak aku juga harus memperhatikan pergaulan adikku agar ia tidak terjerumus ke hal-hal negatif. Didorong rasa tanggung jawab itu aku mulai membaca isi surat itu.

Gubrakkk...!!!

Rasanya tubuhku telah terpental jauh kesudut dinding kamar saat mengetahui surat itu adalah surat cinta untuk Zulfa.

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥

Teruntuk Cut Zulfa Qanita
Yang ter
kasih

Bismillahirrahmanirrahim

Kutulis surat ini sebagai ungkapan dari hati
Dengan penuh kebimbangan dan kepasrahan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Zulfa, bagaimana kabar imanmu hari ini?

Semoga Kasih Sayang dari ALLAH selalu tercurah untukmu disini. Aamiin.
Zulfa tahukah kamu apa yang paling diinginkan musafir diantara teriknya mentari dipadang yang tandus untuk melepas dahaga?

Iya kamu benar Zulfa yang diinginkan hanyalah air.
Dan berumpamaan itu diri ini tengah mencari pelabuhan untuk melabuhkannya.
Zulfa sejak bertemu dan kenal denganmu pada rapat rohis sebulan lalu.
Entah kenapa di sudut hati ini mulai dihiasi dengan senyuman dari wajahmu dan bayang-bayang itu terus menghantuiku.

Hati ini mulai dirundung kegelisahan karenanya.
Zulfa saat ku ceritakan hal ini pada teman-temanku.
Mereka mengatakan kalau aku telah jatuh cinta padamu.
Aku mencoba menyangkalnya tapi hati kecil ini tak dapat dibohongi karena aku benar-benar menyukaimu.

Maafkan atas kelancanganku ini Zulfa,
Yang telah berani mengusik ketenangan hatimu.
Aku tak sanggup lagi memendamnya karena seperti penggalan puisi yang pernah kamu tulis dimading bahwa “Cinta adalah anugerah dari ALLAH yang harus dijaga”

Jadi dengan mengharap anugerah dari-Nya,
Maukah kau menjadi pengisi relung hati ini dengan cintamu?
Kita bisa bekerja sama mengembangkan dakwah disekolah agar lebih baik lagi.

Kumohon dengan sangat kesedianmu untuk menjawabnya.
Karena hati ini akan terus menunggunya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Yang menunggumu

Muhammad Salman

♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*♥♥

Astagfirullah...Yaa Rabbi...
Ada yang salah disini, ku ingin marah tapi...
Ku baca kertas-kertas lainnya. Sepertinya tulisan Zulfa yang baru ditulis.

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥

Untuk Kak Salman

Yang di cintai Allah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kak Salman, Alhamdulillah kabar Zulfa baik semoga begitu juga dengan kakak.
Jujur Fa, sempat kanget saat Ayu menyerahkan surat dari kakak pad
a Fa.
Fa nggak nyangka kalau ternyata disudut sana ada hati yang diam-diam mencintai Fa.

Zulfa sangat sedih mendengarnya karena Fa sudah membuat hati kakak gundah dan atas keberanian kakak mengungkapannya dengan memakai dalih sarana dakwah membuat ketakutan Fa terhadap ALLAH semakin besar.

Zulfa memang masih dalam tahap pembelajaran untuk mendalami islam, dan Fa masih ingin terus belajar memperbaikinya. Kak Salman tentu tahu bahwa dalam islam tidak ada pembenaran atas pacaran itu atau pacaran Islami karena pacaran bukan bagian dari Islam melainkan budaya Jahiliyah yang harus ditinggalkan oleh segenap remaja muda islam. Sepertinya halnya mustahil ada judi yang Islami, bangkai islami, khalwat islami dan lainnya. Yang haram tetaplah haram dan tidak bisa berubah hukum sekalipun dikaitkan dengan simbol-simbol islam.

Kak Yusuf, apakah bisa dikatakan pacaran islami hanya karena saat berkunjung memakai baju koko, masuk kerumah pacar mengucapkan salam, mau pegangan tangan baca bismillah, saat selesai ciuman mengucapkan Alhamdulillah dan selesai zina mengucapkan istighfar?

Na’uzubillah... sungguh perilaku yang melecehkan Islam.

Bukan maksud Fa untuk menggurui kakak, tapi tentunya kakak lebih paham dari Fa, bahwa pacaran merupakan jalan menuju zina. Karena syaitan tak pernah tinggal diam untuk mengoda iman dan itu yang paling Fa takutkan, Fa takut akan murka ALLAH.

Zulfa ingin menjaga hijab dan izzah, Zulfa tak perduli dengan anggapan teman-teman yg mengatakan Zulfa sok suci, sok agamis atau apalah itu karena tidak mau berpacaran. Fa, hanya ingin mencontoh keshalihan ummi Khadijah dan Istri-istri Rasulullah lainnya (Diam-diam Zulfa sudah membaca semua kisah itu dari buku milik Kak Cut)

Kak cut penah berpesan “Jadilah jilbab sebagai wadah untuk memperbaiki akhlak, jangan jadi jilbaber musiman, pake jilbab hanya sebagai tameng agar dinilai baik oleh orang lain”

Maaf Fa tidak bisa menerima perasaan kakak, InsyaALLAH jika memang ALLAH menakdirkan kita berjodoh suatu saat nanti ALLAH pasti menyatukan kita. Bukankah laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan begitu pula sebaliknya.

Kak Salman, udah dulu ya ibu nyuruh Fa ke warung .
Semoga dapat dipahami.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang masih belajar untuk Istiqamah

Zulfa Qanita

♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*♥♥

Aku tersenyum membacanya, butir-butir air mata keharuan juga hadir dipipi ini. Zulfa adik kecilku dulu kini benar-benar telah tumbuh menjadi muslimah yang belajar istiqamah istilah darinya ^_^

“Kakak bangga padamu d
ik” ucapku lirih.

“Kak Cut, kenapa baca punya Fa” tiba-tiba Zulfa sudah berada dibelakangku.

Aku tersenyum, “habisnya adik kakak ini, dapat surat cinta malah diletakkan sembarangan jadi jangan salahin kakak”

“Balikin kak, Fa kan malu jadinya itu bukan surat cinta” Zulfa mencoba merebut surat itu dari tanganku.

“Ah... yang bener? Tapi disini ada yang bilang 'Zulfa sejak bertemu dan kenal denganmu pada rapat rohis sebulan lalu. Entah kenapa disudut hati ini mulai dihiasi dengan senyuman" belum selesai aku bicara Zulfa sudah menutup mulutku dengan tangannya.

“Upss... Kak cut ntar kedegaran sama Ibu !”

Aku memeluknya, menahan tawa, “adik kakak benar-benar sudah dewasa sekarang, kapan-kapan ajarin kakak tentang konsep keluarga yang Islami ya” godaku sembari meyubit sayang pipinya yang mulai memerah.

“Kakak...!!!” jeritnya kesakitan tapi senyuman mulai mengembang dipipinya.

“Tapi dik, ada ya diakhir surat bilang begini ‘Kak Salman, udah dulu ya Ibu nyuruh Fa kewarung‘ ?”

“Ya habis tadi Fa buru-buru” jawabnya polos.

“Hehee lucu kamu dik. Lain kali kalau mau membalas surat cinta belajar dulu dengan ahlinya ya” ucapku sambil membusungkan dada.

“Tiiidddaaakkkk maaauuu...!!!!” pekiknya.

¤¤¤

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥

Cinta tidak
buta karena tidak bermata dan tidak tuli karena tidak bertelinga.
Cinta itu pasif dan akan aktif bergantung cara manusia mengaktifkannya.
Rasa cinta adalah anugrah terindah yang ALLAH berikan, yang tidak bersalah.
Namun terkadang sebagian dari kita suka lupa bahwa hati ini bisa buta oleh hawa nafsu.
Saat itulah yang haram sekalipun bisa menjadi halal.
Jadi, Pandai-pandailah mengaplikasikan cinta dalam hidup ini.
Dan satu hal yang harus diingat ada satu cinta.
Yang takkan pernah meninggalkan kita yaitu cintanya ALLAH.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

 

Team Kakashi (Naruto, Sasuke dan Sakura)