Follow Me Here

Analogi Jaringan Internet

Minggu, 29 Januari 2012

Pada dasarnya, coba analogikan sebuah host sebagai sebuah rumah. Lalu anggap saja sebuah jaringan LAN sebagai sebuah jalan kecil atau gang. Rumah berada di gang sempit yang terhubung pada jalan protokol. Beberapa jalan protokol terhubung ke sebuah jalan propinsi. Itulah WAN, secara simpel, dimana setiap host terhubung secara hirarikal satu sama lain dalam suatu kota, meskipun tidak saling mengenal secara langsung.
Setiap polisi di pertigaan, perempatan, persimpangan, dll dapat dijadikan analogi atas sebuah router, sang pengatur lalu lintas. Sebaiknya kita tidak perlu memikirkan U-turn (bhs indonesianya apa?), karena saya belum menemukan padanan yang tepat. Ah entahlah, ada ide?
Suatu ketika, Robby (misalnya) yang tinggal di Jl. Anu no 31 Timbuktu, Mali, Afrika Barat ingin memberikan sesuatu pada Denny yang tinggal di Jl. Itu no 53 Lima, Peru, Amerika Selatan. Yang harus dilakukan Robby pertama kali adalah memeriksa tabel nama dan alamat orang sekomplek. Tidak menemukan alamat Denny di daftar ARP orang sekompleks, maka dia menuju default gateway (portal utama) yang mengarah ke luar gang atau kompleks. Saat melewati portal, bertanya pada polisi atau satpam, Robby mendapati bahwa dia (satpam) pun merasa tidak pernah tahu ada Denny di sekitar jalan itu, sehingga Robby diarahkan untuk menuju jalan raya. Sesampainya di jalan raya, Robby pun mendapati bahwa polisi di jalan raya tidak tahu ke mana harus pergi ke kota Lima, Peru, maka Robby pun lagi-lagi diarahkan menuju ujung jalan ke jalan yang lebih besar, yang ternyata merupakan jalan protokol.
Perlu kita ketahui, semua satpam dan polisi (atau router) di seluruh dunia memiliki tabiat yang sama, yaitu jika tidak mengenal atau mengetahui alamat yang dimaksud, maka mereka akan mengarahkan sang penanya untuk pergi ke ujung jalan dan ke jalan yang lebih besar. Dalam jaringan komputer, hal ini dikenal dengan istilah default gateway. Jika router tidak tahu di mana sebuah alamat IP berada, maka dia akan mengarahkan paket ke arah default gateway, atau alamat IP 0.0.0.0/0.
Begitulah seterusnya, sampai pada akhirnya dia sampai di suatu persimpangan yang sangat besar, yang polisinya tahu ke mana harus mencari alamat Denny. Polisi tersebut mengarahkan Robby menuju suatu jalan, yang ternyata mengarah ke Amerika Selatan. Di Amerika Selatan, Robby diarahkan oleh polisi setempat untuk menuju Peru. Begitu seterusnya hingga Robby menemukan rumah Denny. Simpel kan, seperti layaknya Pak Pos saat mengantarkan surat.
Untuk kembali ke rumahnya di Timbuktu, Robby harus mengulangi lagi langkah demi langkah seperti awal, terutama karena polisi di Lima tidak tahu harus ke mana untuk pergi ke Timbuktu :)
Jaringan itu sendiri luas, membentang di permukaan bumi. Tentunya tipe jalan yang ada sangat beragam. Ibarat jalan darat, laut, dan udara, ada banyak media yang digunakan dalam transmisi data. Sebut saja kabel tembaga, serat optik, microwave, radio, dll. Seperti halnya di dunia nyata ada jalan macet (bandwidth penuh), jalan memutar (multi-hop), jalan bypass (one-hop), sampai jalan tertentu untuk daerah sulit dijangkau (remote-site).
Untuk itu diperlukan polisi yang lebih mumpuni dalam mengatur lalu lintas. Polisi itu harus mampu berbahasa global, tidak ketinggalan teknologi, dan tidak mudah stres :p . Ya, routernya harus memahami protokol (aturan) routing global (biasanya BGP) dan mampu menangani traffic yang dikenakan padanya.
Untuk ke rumah Denny di Peru, Robby dari Timbuktu memiliki beberapa pilihan. Dia bisa lewat Aljazair, Perancis, New York, Texas, Panama, untuk ke Peru. Atau bisa lewat Mesir, Arab, India, Singapura, Hawai, Texas, Panama, lalu Peru. Terserah. Katakanlah karena memang Robby termasuk kaya :D, dia memiliki sangat banyak pilihan. Rumahnya memiliki landasan pesawat dengan jet pribadi, jalan bawah tanah yang langsung terhubung ke jalur-cepat-bebas-hambatan, jalur kereta bawah tanah dengan shinkansen-nya, transporter satelit, pokoknya lengkap (kaya jee…). Semuanya milik pribadi, alias dedicated line, tak lagi fakir bandwidth dalam gang sempit dan jalan berbatu.
Beginilah jaringan komputer (dan jaringan internet) dibuat, untuk mempersatukan :)
Mengapa negara yang dilewati Robby tidak berurutan? Misalnya dari India ke Singapura, lalu ke Hawai. Padahal ada Bangladesh, Thailand, Malaysia, dan... Indonesia! Tentu saja karena jalur yang dilewati memang melompat-lompat. Karenanya, perjalanan dari 1 router ke router lain disebut sebagai hop (lompatan).
Pembagian wilayah (topologi) dalam jaringan internet memang sedikit berbeda dengan pembagian teritori di bumi yang berdasarkan negara. Contohnya Indonesia, walaupun berdiri sama tinggi dengan negara yang lain secara de jure, namun faktanya jaringan internet kita sangat bergantung pada infrastruktur "jalan" milik negara lain, di antaranya Singapura, Malaysia, Australia, Amerika, Cina, serta beberapa negara di Eropa. Untuk dapat menuju internet global, semua host di Indonesia harus melewati negara-negara tersebut. Dapat dibayangkan jika salah satu dari sekian "jalan penghubung" yang hanya sedikit itu terputus, maka bencana bagi dunia internet kita.
19Oct/11
VRF-lite adalah fitur yang memungkinkan sebuah perangkat jaringan untuk dapat mendukung 2 atau lebih VPN, di mana VPN-VPN tersebut menggunakan IP yang saling tumpang tindih. VRF-lite menggunakan interface untuk membedakan rute/routing pada VPN yang berbeda dan membuat tabel forwarding virtual dengan mengasosiasikan satu atau lebih interface L3 di setiap VRF.
Selain bisa menggunakan interface/port fisik (misalnya Ethernet), VRF juga bisa diasosiasikan dengan interface virtual/logical, misalnya Loopback. Namun perlu diingat bahwa 1 interface hanya bisa diasosiasikan dengan 1 VRF, walaupun 1 VRF bisa diasosiasikan dengan banyak interface.
http://www.jaringankomputer.net/files/vrf.jpg
VRF-Lite
Menggunakan VRF-lite, beberapa jaringan -dalam hal ini VPN- dapat berbagi dengan hanya menggunakan 1 CE, dan hanya dibutuhkan 1 jalur fisik untuk terhubung ke PE. CE yang digunakan tersebut dapat menjalankan banyak tabel VRF yang terpisah untuk tiap VPN dan mengirimkan paket ke setiap VPN berdasarkan routing table masing-masing. Dengan demikian, VRF-lite bisa digunakan sebagai perpanjangan tangan PE untuk menjangkau jaringan VPN di bawahnya dengan lebih jauh lagi.
Sebagai standar yang terbuka, VRF-Lite pada dasarnya bisa diaplikasikan di semua perangkat yang mendukung. Namun, kali ini penulis hanya akan membahas konfigurasi di perangkat jaringan Cisco, dengan perintah yang kurang lebih mirip dengan perangkat bermerk lain. Sebagai bahan, digunakan perangkat jaringan berupa L3 Switch Cisco ME-3400 dengan IOS ME340x-METROIPACCESSK9-M 12.2(58).
Konfigurasi dapat dilakukan baik melalui console ataupun secara remote melalui telnet atau SSH. Untuk remote configuration, pastikan saja koneksi dapat tetap berjalan selama proses berlangsung.
Langkah pertama, nyalakan fitur IP Routing. Secara default, fitur routing di L3 Switch Cisco masih tidak aktif sehingga harus diaktifkan secara manual
Switch(config)#ip routing
Kedua, silakan buat VRF yang diperlukan, lengkap dengan RD (route distinguisher)
Switch(config)#ip vrf anu
Switch(config-vrf)#rd 65000:10
Ketiga, asosiasikan VRF tersebut dengan interface yang mengarah ke VPN yang bersangkutan
Switch(config)#interface vlan 330
Switch(config-if)#description Gateway VPN ANU
Switch(config-if)#ip vrf forward
Switch(config-if)#ip vrf forwarding anu
Switch(config-if)#ip address 10.11.12.13 255.255.255.0
Switch(config-if)#no shutdown
SELESAI..!!!
Untuk memverifikasi, gunakan perintah show ip vrf dan ping vrf.
Switch#sh ip vrf
Name                             Default RD          Interfaces
anu                              65000:10            Vl330
Switch#ping vrf anu 10.11.12.120
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.11.12.120, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/2/9 ms
Kini, gateway atau next-hop IP bagi customer (VPN) bukan lagi IP PE, melainkan cukup IP CE.
Bagaimana, mudah kan!
18Aug/09
Sharing internet tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Berbagi-pakai koneksi internet yang ada jamak sekali dilakukan, terutama untuk menghemat pengeluaran atas biaya sambungan. Tidak peduli itu sambungan internet broadband via kabel (speedy, fastnet, im2), jaringan 3G GSM atau CDMA (telkomsel, indosat, xl, smart, mobile 8, telkom, esia), atau jaringan broadband wireless rumahan atau yang sering disebut RT-RW Net, semua bisa di-share. Apapun koneksinya, pasti bisa di-share.
Ada banyak metode untuk membagi koneksi internet ini, dari yang praktis sampai ribet, dari yang gratis sampai yang mahal. Semuanya memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri, sesuaikan saja dengan kebutuhan dan kemampuan.
Salah satu cara termudah dan termurah adalah menggunakan Internet Connection Sharing atau ICS yang disertakan dalam sistem operasi Microsoft Windows XP. ICS sangat mudah praktis diterapkan untuk jaringan rumahan yang kecil hingga menengah. Tidak diperlukan kemampuan khusus di sini, cukup dengan memahami beberapa poin penting, langsung online :D
Sebelum memulai, lakukan persiapan sebagai berikut :
  1. Pastikan semua komputer yang akan berbagi-pakai koneksi telah terhubung satu sama lain tanpa masalah.
    Pada dasarnya, membagi internet sama artinya dengan membagi koneksi yang ada dengan sejumlah komputer yang berada dalam 1 jaringan yang sama.
  2. Tentukan komputer/notebook mana yang akan dijadikan router.
    Router adalah komputer yang difungsikan sebagai default gateway oleh komputer lainnya di jaringan lokal (baca Analogi Jaringan Internet).
  3. Pastikan komputer tersebut (kita sebut saja gateway) memiliki lebih dari 1 port/interface jaringan (Wifi, Ethernet/LAN Card, USB Modem, dll), di mana salah satunya terhubung dengan internet yang akan di-share, dan port lain terhubung dengan jaringan lokal.Contoh skenario :
    • USB Modem terhubung internet, Ethernet atau Wifi terhubung lokal
    • Ethernet/LAN Card terhubung internet, Wifi terhubung lokal
    • LAN Card 1 terhubung internet, LAN Card 2 terhubung lokal
  4. Pastikan gateway telah terhubung dengan internet. :D
Internet Connection Sharing
Internet Connection Sharing
Persiapan selesai, kini tinggal aktifkan ICS pada komputer gateway tersebut, yang akan digunakan sebagai router.
  1. Di komputer gateway, masuk ke Network Connections. Klik Start - Control Panel - Network Connections
  2. Klik kanan koneksi internet yang ingin di-share, pilih Properties
  3. Pada jendela yang muncul, pilih tab Advanced
  4. Centang Allow other network users to connect through this computer's Internet connection
  5. Pada dropdown-menu Home networking connection, pilih salah satu koneksi yang menghubungkan komputer gateway tersebut dengan jaringan lokal (LAN)
  6. Terakhir, klik OK.
Internet Connection Sharing
Internet Connection Sharing
ICS sudah diaktifkan, kini tinggal melakukan konfigurasi di komputer lain pada jaringan tersebut (client).
Tak perlu ribet, cukup setting saja semua client dengan IP antara 192.168.0.2 hingga 192.168.0.254 (jangan ada yang sama), subnet mask 255.255.255.0, dan default gateway 192.168.0.1.
Selesai :D
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam ICS
·         Untuk dapat mengaktifkan ICS, Anda harus login sebagai Administrator atau yang setara
·         Saat mengaktifkan ICS, maka adapter/interface/port yang terhubung dengan jaringan lokal akan secara otomatis menggunakan IP 192.168.0.1 sehingga mau tidak mau, semua komputer dalam jaringan lokal harus menggunakan IP 192.168.0.x
·         Jangan pernah mengaktifkan ICS jika ada komputer di jaringan lokal yang berfungsi sebagai domain controller, DNS server, DHCP server, atau NAT server. Juga jangan aktifkan ICS di lebih dari 1 komputer pada jaringan yang sama
·         Komputer client tidak akan dapat mengakses internet jika komputer gateway terhubung pada sebuah VPN (Virtual Private Network)
GRE (Generic Routing Encapsulation) atau IP tunneling (IP encapsulation) adalah teknik enkapsulasi packet IP di dalam packet IP. Lebih mudahnya, dengan GRE kita bisa menciptakan "terowongan" sebagai jalur data khusus untuk meneruskan sebuah packet melalui jaringan komputer, baik itu jaringan komputer pribadi ataupun publik. Jadi, walaupun "terowongan" tadi melewati banyak hop, namun oleh packet ybs dianggap sebagai 1 hop saja, yaitu pintu masuk tunnel dan pintu keluar tunnel.
Lebih lanjut mengenai GRE ini bisa diperoleh dari RFC 1701.
Mari kita coba dengan contoh topologi sebagai berikut :
Contoh Tunneling
Contoh Tunneling
Berdasarkan gambar di atas, Router Anyer di Banten terhubung dengan Router Panarukan di Jawa Timur melalui internet.
  • IP Router Anyer : 10.10.10.1
  • IP Router Panarukan : 192.168.0.1
Sebelum mulai membuat tunnel, pastikan bahwa Router Anyer benar-benar terhubung dengan Router Panarukan.
Anyer#ping 192.168.0.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.0.1, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 8/28/56 ms
Panarukan#ping 10.10.10.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.1, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 8/20/48 ms
Setelah semua siap, mari kita mulai konfigurasi dengan memasukkan parameter di Router Anyer terlebih dahulu.
Anyer(config)#int tunnel 0
Anyer(config-if)#tunnel source 10.10.10.1
Anyer(config-if)#tunnel destination 192.168.0.1
Anyer(config-if)#tunnel mode gre ip
Anyer(config-if)#ip addr 100.100.100.1 255.255.255.252
Anyer(config-if)#no shut
Berikutnya konfigurasi di Router Panarukan
Panarukan(config)#int tunnel 0
Panarukan(config-if)#tunnel source 192.168.0.1
Panarukan(config-if)#tunnel destination 10.10.10.1
Panarukan(config-if)#tunnel mode gre ip
Panarukan(config-if)#ip address 100.100.100.2 255.255.255.252
Panarukan(config-if)#no shut
Parameter sudah lengkap, kini mari kita lakukan tes dari Router Anyer, ping ke tunnel sisi Panarukan
Anyer#ping 100.100.100.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 100.100.100.2, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 28/46/80 ms
Anyer#traceroute 100.100.100.2
Type escape sequence to abort.
Tracing the route to 100.100.100.2
1 100.100.100.2 20 msec 28 msec *
Voila, sukses. Kini dari Anyer ke Panarukan, dengan jalur yang sama, diringkas menjadi hanya 1 hop menggunakan GRE IP Tunneling.
Lalu bagaimana cara menggunakan "terowongan" ini? Gampang saja, alirkan semua paket dari Anyer yang menuju network Panarukan agar melewati terowongan ini, begitu pula sebaliknya. Misalnya, jaringan komputer di internal Panarukan memakai IP 200.200.200.0/24 dan jaringan komputer di internal Anyer memakai IP 50.50.50.0/24, maka :
Anyer(config)#ip route 200.200.200.0 255.255.255.0 100.100.100.2
Panarukan(config)#ip route 50.50.50.0 255.255.255.0 100.100.100.1
Gampang kan!‚Ñ¢
serial hyperterminal
konfigurasi serial di hyperterminal
ROMMON adalah program kecil multifungsi yang diletakkan pada bootloader perangkat jaringan Cisco, misalnya switch atau router. Selain sering digunakan dalam proses password recovery, juga banyak digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah di sistem operasi atau firmware (IOS) perangkat.
Dalam kondisi normal, mode ROMMON dapat dimasuki secara mudah dengan menahan tombol Ctrl dan Break secara bersamaan selama beberapa detik, sesaat setelah router atau switch Cisco dinyalakan. Namun, pada kenyataan selalu banyak hal yang mungkin terjadi di lapangan, misalnya tombol Break tak berfungsi, keyboard laptop/notebook yang digunakan tidak memiliki tombol Break, atau bahkan ada command "no password-recovery" di configuration. Lalu bagaimana cara masuk ROMMON jika sudah begini?
Sedikitnya ada 2 cara yang diketahui penulis, yaitu:
CARA PERTAMA, LEPASKAN FLASH MEMORY
  1. Matikan perangkat (router atau switch) yang diperlukan
  2. Lepas kepingan Flash Memory dari perangkat
  3. Nyalakan seperti biasa
  4. Router atau switch Cisco tersebut akan error karena tidak menemukan Flash Memory, sehingga masuk ke mode ROMMON
  5. Pasang kembali kepingan Flash Memory, lalu selesaikan konfigurasi di ROMMON
Cara di atas hanya dapat dilakukan jika Flash Memory perangkat ybs dapat dilepaskan dengan mudah. Bagaimana dengan perangkat yang Flash Memory-nya diletakkan dalam perangkat, atau bahkan terpatri pada mainboard router atau switch?
Tenang, banyak jalan menuju ROMA....eh ROMMON :D
CARA KEDUA, GANTI BAUD RATE:
  1. Ganti setting BAUD RATE pada koneksi serial dari PC/laptop ke perangkat router/switch dari 9600 ke 1200
  2. Nyalakan router/switch seperti biasa
  3. Sesaat setelah perangkat dinyalakan, SEGERA tahan tombol SPACE selama 10-15 detik di laptop/notebook yang digunakan
  4. Tanpa mematikan router/switch ybs, ganti lagi BAUD RATE serial kembali ke 9600
  5. Tekan ENTER
  6. Lanjutkan dengan konfigurasi ROMMON yang diperlukan
Secara pribadi, penulis paling sering menggunakan cara kedua karena lebih mudah. Semoga artikel ini bisa membantu, terutama bagi sesama pengguna Apple Macbook atau Macbook Pro yang tidak ada tombol Break pada keyboardnya :P
Kabel Console, atau Rollover Cable
Kabel Console, atau Rollover Cable
Cisco umumnya membekali perangkat jaringannya dengan kemampuan untuk di-manage (manageable). Secara default, konfigurasi untuk semua perangkat jaringan Cisco dapat dilakukan dari komputer melalui port console (console port), menggunakan kabel rollover atau kadang juga disebut sebagai kabel console.
Namun seringkali kita harus melakukan setting atau meng-configure Cisco Router dan Catalyst yang lokasinya tidak berdekatan dengan komputer kita, atau tidak ada komputer di dekat perangkat tersebut, sehingga setting melalui console tidak memungkinkan.
Dalam hal ini, mau tidak mau kita akan dihadapkan pada pilihan untuk melakukan setting/configure melalui telnet. Hal ini berarti, siapapun bisa masuk selama ybs tahu IP perangkat tersebut. Untuk mengamankannya, kita tambahkan otentikasi sederhana dengan username dan password.

Untuk melakukannya, pertama-tama pastikan dulu device tersebut memiliki IP yang dapat diakses oleh komputer Anda. Untuk router pastinya sudah memiliki IP address, namun tidak demikian halnya dengan catalyst, karena catalyst sudah dapat berfungsi tanpa IP address. Jika memang catalyst-nya belum memiliki IP address, tinggal tambahkan saja IP address di VLAN default-nya.
Catalyst2960#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Catalyst2960(config)#int vlan 1
Catalyst2960(config-if)#ip address 192.168.0.128 255.255.255.0
Kini kita tambahkan username dan password untuk nama user "jaringan" dan nama user "komputer".
Catalyst2960#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst2960(config)#username jaringan password j4r1ng4n
Catalyst2960(config)#username komputer password k0mput3r
Langkah terakhir, tinggal set saja port telnetnya, perintah sama untuk Cisco Router dan Catalyst. Pertama kita cek dulu jumlah line telnet (vty) yang di-support oleh perangkat kita.
Catalyst2960#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst2960(config)#line vty ?
<0-15> First Line number
Diketahui, ternyata tersedia 16 line (line 0 hingga line 15) pada contoh Catalyst2960 di atas. Selanjutnya terserah Anda, berapa jumlah line yang akan di-assign menggunakan username dan password. Penentuan jumlah line ini juga berpengaruh pada jumlah user maksimum yang dapat masuk melalui telnet secara bersamaan dalam 1 waktu. Berikutnya, contoh command untuk meng-assign 16 line tersebut.
Catalyst2960#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst2960(config)#line vty 0 15
Catalyst2960(config-line)#login local
Selesai. Mudah bukan :)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

 

Team Kakashi (Naruto, Sasuke dan Sakura)